Direktur Distribusi PLN Adi Priyanto mengatakan bahwa untuk mengantisipasi agar kejadian serupa tidak terulang, pihaknya terus melakukan improvement terhadap sistem kelistrikan yang ada, terutama di Bali.
“Contohnya adalah untuk menambah pembangkit dalam jangka waktu dekat. Akhir Mei kita akan menambah sekitar 50 MW lagi. Kemudian mudah-mudahan tidak sampai dengan akhir tahun kita bisa menambah sekitar 200 MW,” ujar Adi dalam acara Energy Corner CNBC Indonesia, dikutip Selasa (6/5/2025).
Dengan demikian, ia pun berharap ketahanan energi di Bali dapat terjaga dengan baik. Apalagi pertumbuhan konsumsi listrik di Bali sangat tinggi, yakni sekitar 10% hingga 11%.
“Jadi sekitar 10% sampai 11% pertumbuhan demandnya ini. Kemudian daerah lain juga tentunya kami jaga dengan baik. Terutama adalah sistem-sistem besar kami di Jawa sendiri,” katanya.
Selain Bali, pihaknya juga terus menjaga keandalan sistem kelistrikan di wilayah lain. Khususnya di sistem besar seperti di Jawa, serta di Sumatra, Kalimantan, dan Sulawesi.
“Termasuk sebetulnya pulau-pulau kita yang kecil-kecil pun sebetulnya juga kita jaga dengan sangat baik. Dengan improvement terus lah namanya kita orang teknis ya. Ini benar-benar kita melihat kondisinya kemudian memperbaiki lagi dan seterusnya improvement,” ujar Adi.
Dalam keterangan pers perseroan, RUPST memutuskan persetujuan pembagian dividen tunai dengan total sebesar US$5,04 juta atau kurang lebih 50% dari Laba Bersih Perseroan tahun 2024, atau sebesar US$0,00097 per saham dengan nilai tukar berdasarkan kurs tengah Bank Indonesia.
Adapun jadwal pembagian dividen final tunai yaitu penentuan daftar pemegang saham yang berhak atas dividen final tunai (recording date) pada 19 Mei 2025 dan tanggal pembayaran atau pendistribusian dividen final tunai pada 4 Juni 2025.
Perseroan membukukan pendapatan US$489,6 juta sepanjang kuartal pertama 2025. Nilai tersebut turun 13,7% dari US$567,3 juta dari periode yang sama tahun sebelumnya. Sementara, laba bersih yang dikantongi sebesar US$2,9 juta, turun US$20,1 juta pada periode yang sama 2024.
Sebagai pemimpin global dalam teknologi dan produk pintar, TCL terus melangkah maju dengan visi membangun kehidupan cerdas berbasis AI. Dalam acara ini, TCL juga menegaskan komitmennya sebagai Official Partner Olympic Games untuk periode 2025-2032, sebuah kolaborasi global yang mencerminkan semangat sportivitas, inovasi, dan teknologi.
Lebih dari itu, fokus utama TCL tetap pada menghadirkan inovasi produk yang relevan dan mendukung gaya hidup masyarakat Indonesia. General Manager Asia Pacific Business Group TCL Industries, Griffin Zhang mengatakan, Indonesia merupakan pasar strategis bagi TCL di kawasan Asia Pasifik.
“Kami akan terus meningkatkan investasi lokalisasi, memperluas jaringan ritel premium dan e-commerce, serta membawa lebih banyak inovasi untuk memenuhi kebutuhan keluarga Indonesia,” ujar Griffin Zhang dikutip dari CNN Indonesia, Senin (5/5/2025).
Secara global, TCL terus mengalami pertumbuhan dan pencapaian signifikan. Berdasarkan data OMDIA 2024, TCL menempati posisi ketiga dunia dalam pangsa pasar TV berdasarkan pendapatan.
Selain itu, TCL juga tercatat sebagai merek No.1 Global untuk kategori Mini LED, Google TV, dan TV layar besar 85 inci ke atas.
Di sisi lain, 2025 menjadi tonggak penting dalam perjalanan TCL Indonesia. Pangsa pasar TV TCL meningkat selama lima tahun berturut-turut, penjualan AC melonjak 140% di kuartal pertama 2025, serta pertumbuhan penjualan kulkas dan mesin cuci mencapai 250%.
“Pencapaian ini menjadi bukti nyata antusiasme konsumen Indonesia terhadap produk-produk TCL yang inovatif dan relevan,” kata Griffin Zhang.
CEO TCL Indonesia, Evan Tang menambahkan, pihaknya berkomitmen untuk menghadirkan produk-produk unggulan, juga menciptakan ekosistem yang mendukung pertumbuhan berkelanjutan.
“Langkah ini menjadi bagian dari perjalanan besar untuk membentuk masa depan yang lebih cerdas, efisien, dan penuh peluang bagi seluruh masyarakat Indonesia,” kata Evan.
Dengan dukungan dari para mitra dealer dan hadirnya lini produk yang inovatif, TCL optimistis mampu menghadirkan solusi rumah pintar yang lebih cerdas, efisien, dan relevan bagi keluarga Indonesia. Salah satu yang turut mencuri perhatian dalam acara ini adalah kehadiran Brand Ambassador TCL Indonesia, Denny Sumargo.
Dia menyampaikan antusiasmenya terhadap produk-produk TCL yang akan dibawa ke Indonesia pada tahun ini.
“Saya tidak sabar untuk memakai semua barang elektronik di rumah baru saya dengan produk TCL, mulai dari AC, kulkas, mesin cuci, dan tentunya TV. Saya tahu kualitas TCL dan inovasi-inovasinya tidak diragukan lagi,” ujarnya.
Produk Unggulan Terbaru Berbasis AI
Dalam rangkaian acara ini, TCL juga meluncurkan berbagai produk unggulan berbasis AI. Di kategori TV, TCL memperkenalkan seri C8K dan C7K, dengan teknologi QD-Mini LED generasi ke-4 yang menawarkan kontrol pencahayaan yang lebih presisi, kecerahan tinggi, dan kontras yang dalam untuk pengalaman visual yang memukau.
Didukung dengan layar zero border dari TCL CSOT, desain layar TV ini nyaris tanpa bingkai hitam, menciptakan tampilan lebih luas dan seamless. Untuk kualitas audio, C8K dilengkapi dengan sistem suara premium dari Bang & Olufsen, menghasilkan suara jernih dan mendalam yang memperkuat pengalaman menonton.
Untuk kategori pendingin ruangan, TCL menghadirkan FreshIN Series sebagai AC andalan terbaru. Seri ini mengusung inovasi berbasis AI yang memungkinkan pengguna mengontrol AC hanya dengan perintah suara, tanpa perlu koneksi internet melalui fitur Smart Voice Control.
AC ini juga berfungsi sebagai air purify untuk menjadikan udara dihasilkan lebih sehat dan sudah terintegrasi dengan Google Home serta Alexa sebagai solusi untuk ekosistem rumah pintar modern. FreshIN Series juga dirancang untuk menghadirkan kenyamanan maksimal melalui fitur TCL AI Energy Saving yang secara otomatis menganalisis suhu ruangan dan menyesuaikan performa secara efisien. AC ini menggabungkan kecerdasan dan kenyamanan dalam satu unit.
Melalui peluncuran produk-produk berbasis AI ini, TCL tidak hanya berfokus pada inovasi teknologi, tetapi juga pada upaya menciptakan ekosistem rumah pintar yang efisien, nyaman, dan berkelanjutan untuk keluarga Indonesia.
Wakil Ketua KPPU Aru Armando menilai pemerintah AS justru aneh bila mempermasalahkan QRIS dan GPN. Ia menegaskan, kedua sistem pembayaran itu justru memperluas pilihan masyarakat dalam bertransaksi, bukan membatasi.
“Ya justru kita mau pertanyakan kalau GPN dan QRIS ini dipertanyakan oleh pemerintah Amerika Serikat. Karena justru ini adalah satu upaya dari pemerintah Indonesia ya untuk memberikan pilihan kepada konsumen untuk menggunakan mekanisme pembayaran,” kata Aru saat ditemui di kantornya, Senin (5/5/2025).
Menurut Aru, jika Indonesia malah dipaksa bergantung hanya pada layanan pembayaran asing seperti Visa dan/atau Mastercard, itu justru bertentangan dengan prinsip persaingan usaha yang sehat.
“Kalau misalnya Indonesia dipaksa hanya menggunakan.. misalnya Visa atau Mastercard, itu kan justru melanggar persaingan itu sendiri,” ujarnya.
Menurutnya, AS yang dikenal sebagai pelopor hukum persaingan usaha atau antitrust, seharusnya memahami QRIS dan GPN adalah bentuk kompetisi yang sehat di pasar pembayaran. Dengan sistem ini, masyarakat Indonesia bebas memilih metode pembayaran sesuai preferensi mereka.
“Kalau kita melihat dari prinsip persaingan usaha yang sehat seharusnya Amerika Serikat yang katanya negara pertama yang mempunyai undang-undang persaingan usaha atau antitrust, harus mengetahui dan mengerti bahwa sebenarnya QRIS atau GPN ini kan justru memberikan opsi kepada masyarakat untuk memilih ya sesuai dengan preferensinya mekanisme pembayaran seperti apa yang mau digunakan. Apakah Visa, apakah Master, apakah GPN atau QRIS,” jelas Aru.
Dia pun menegaskan, Indonesia tidak pernah melarang penggunaan Visa dan/atau Mastercard di dalam negeri. Karenanya, dia menilai keberadaan QRIS dan GPN bukanlah bentuk pembatasan, melainkan perluasan alternatif bagi konsumen.
“Indonesia tidak pernah melarang penggunaan Visa atau Mastercard di Indonesia. Sehingga tidak perlu ada pertanyaan terkait dengan penggunaan QRIS atau GPN karena itu justru sebenarnya dari sisi persaingan memberikan opsi kepada konsumen untuk memilih,” ujarnya.
Lebih lanjut, Aru menilai keberadaan QRIS dan GPN merupakan bagian dari menjaga kedaulatan nasional di sektor keuangan, sekaligus mendukung pelaku usaha kecil.
“Dan menurut saya itu adalah berkaitan dengan kedaulatan nasional Indonesia. Karena dengan QRIS dan GPN itu akan memberikan kemudahan bagi masyarakat khususnya UMKM,” tegasnya.
Sebelumnya, dalam laporan Perkiraan Perdagangan Nasional 2025 yang dirilis Kantor Perwakilan Dagang AS (USTR) akhir Februari lalu, AS menyoroti kebijakan pembayaran digital Indonesia.
Dalam dokumen laporan ini, AS menyoroti Peraturan BI No. 19/08/2017 tentang Gerbang Pembayaran Nasional (GPN) mewajibkan seluruh debit ritel domestik dan transaksi kredit yang akan diproses melalui lembaga switching NPG yang berlokasi di Indonesia dan memiliki izin oleh BI.
“Peraturan ini memberlakukan pembatasan kepemilikan asing sebesar 20% pada perusahaan yang ingin memperoleh pengalihan lisensi untuk berpartisipasi dalam NPG, melarang penyediaan layanan pembayaran elektronik lintas batas untuk transaksi debit dan kartu kredit ritel domestik,” tulis USTR, Senin (21/4/2025).
Peraturan BI No. 19/10/PADG/2017 mengamanatkan perusahaan asing menjalin kerja sama dengan switch GPN Indonesia yang berlisensi untuk melakukan pemrosesan transaksi ritel domestik melalui GPN.
Menurut USTR, BI harus menyetujui perjanjian tersebut, dan peraturan tersebut membuat persetujuan bergantung pada perusahaan mitra asing yang mendukung pengembangan industri dalam negeri, termasuk melalui transfer teknologi.
Kemudian, AS juga menekankan perihal Peraturan BI No. 21/2019, Indonesia menetapkan standar nasional QR Code, disebut QRIS, atau Quick Response Indonesia Standard untuk semua pembayaran yang menggunakan kode QR di Indonesia.
“Perusahaan-perusahaan AS, termasuk penyedia pembayaran dan bank-bank, mencatat kekhawatiran bahwa selama proses pembuatan kebijakan kode QR BI, para pemangku kepentingan internasional tidak diberitahu tentang sifat perubahan potensial tersebut maupun diberi kesempatan untuk menjelaskan pandangan mereka mengenai sistem tersebut, termasuk bagaimana sistem tersebut dapat dirancang untuk berinteraksi paling lancar dengan sistem pembayaran yang ada,” papar AS dalam dokumen USTR.
“Kamis ini kami akan ke Hong Kong untuk berdiskusi dengan investor global untuk menyampaikan kondisi pasar kita,” ujar Jeffrey di Gedung BEI, Senin (5/5/2025).
Ia melanjutkan, rencana ini juga sebagai upaya pemulihan kepercayaan bagi pasar modal RI, sehingga para investor asing dapat kembali. Dengan begitu, Jeffrey mengatakan para investor retail dan investor institusi dapat sama-sama kembali ke pasar modal RI.
“Agar investor asing bisa kembali dan bersama-sama investor retail kita dan investor institusi kita kembali bersama-sama. Demi kepentingan pasar modal kita,” ujar Jeffrey.
Pada kesempatan yang sama ia mengingatkan bahwa investor pasar modal RI sudah tembus 16 juta orang. Menurutnya, ada penambahan sekitar 1,3 juta sepanjang tahun berjalan. Jeffrey mengatakan dari keseluruhan, sekitar 6,9 juta merupakan investor saham.
Sementara itu, Stockbit mencatat investor asing melakukan penjualan bersih alias net sell sebesar Rp69,8 triliun dalam sebulan terakhir atau pada periode 3 April hingga 2 Mei 2025.
Sebagai informasi, pada 2023 BEI mengumumkan kerja sama dengan Hong Kong Exchanges and Clearing (HKEX) yang merupakan bursa efek di Hong Kong. Kerja sama ini memungkinkan perusahaan terbuka di RI untuk mencatatkan sahamnya di HKEX atau melakukan dual listing.
Menurut Jeffrey kemitraan dua negara ini bertujuan untuk memberikan eksposur yang lebih luas terhadap perusahaan-perusahaan terbuka di Indonesia.
Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Dwikorita Karnawati, menyampaikan bahwa awal musim kemarau 2025 telah mulai terjadi sejak April dan akan berlangsung secara bertahap di berbagai wilayah Indonesia.
Meski begitu, musim kemarau pada 2025 diperkirakan akan berlangsung lebih pendek dari biasanya di sebagian besar daerah di Indonesia. Prediksi ini didasarkan pada hasil pemantauan dan analisis terhadap dinamika iklim global dan regional yang dilakukan oleh BMKG hingga pertengahan April 2025.
“Awal musim kemarau di Indonesia diprediksi tidak terjadi secara serempak. Pada bulan April 2025, sebanyak 115 Zona Musim (ZOM) akan memasuki musim kemarau. Jumlah ini akan meningkat pada Mei dan Juni, seiring meluasnya wilayah yang terdampak, termasuk sebagian besar wilayah Jawa, Bali, Nusa Tenggara, Kalimantan, dan Papua,” ujar Dwikorita dikutip Minggu (4/5/2025).
Suhu muka laut di wilayah Indonesia cenderung lebih hangat dari normal dan diperkirakan bertahan hingga September, yang dapat memengaruhi cuaca lokal di Indonesia.
Rekor Gelombang Panas di Dunia
Dari Asia Selatan hingga Amerika Utara, gelombang panas ekstrem semakin sering terjadi, semakin intens, dan meluas. Di Indonesia, rekor suhu tertinggi yang pernah terjadi adalah 40°C di Larantuka (NTT) pada 5 September 2012.
Namun, suhu di Indonesia pada 2024 juga meningkat tajam. Tahun 2024 bahkan tercatat menjadi tahun terpanas yang pernah tercatat dalam sejarah manusia. Suhu rata-rata global pada 2024 menembus 1,55 ± 0,13°C di atas level pra-industri.
BMKG juga mencatat hal yang sama. Sepanjang periode pengamatan BMKG pada 1981 hingga 2024 di Indonesia, 2024 menempati urutan pertama tahun terpanas di Indonesia dengan nilai anomali sebesar 0.8 °C.
Anomali suhu udara tahunan adalah nilai selisih antara suhu udara pada tahun tertentu, terhadap suhu udara rata-rata tahunan selama 30 tahun (periode normal tahun 1991-2020).
Berdasarkan data dari 117 stasiun pengamatan BMKG, suhu udara rata-rata periode 1991-2020 di Indonesia sebesar 26,7 °C dan suhu udara rata-rata 2024 sebesar 27,5 °C, sehingga anomali suhu udara rata-rata tahun 2024 sebesar 0,8 °C.
Di sejumlah negara juga mencatat suhu yang sangat tinggi.
Pada April 2024, suhu mencapai 44°C di Jaipur, India, dan 50°C di Shaheed Benazirabad, Pakistan, saat gelombang panas melanda Asia Selatan. Para ahli kini memperingatkan bahwa kondisi ini dengan cepat menjadi hal yang biasa di banyak bagian dunia.
Di tingkat nasional, negara-negara di seluruh dunia telah memecahkan rekor suhu panas hanya dalam enam tahun terakhir. Misalnya, Kamboja dan Myanmar mencatat suhu tertinggi baru pada April 2024, masing-masing sebesar 42,8°C dan 48,2°C. Pada 2022, Australia dan Uruguay menyamai rekor nasional mereka pada suhu 50,7°C dan 44,0°C, sementara Inggris memecahkan rekor suhu 40°C untuk pertama kalinya.
Pada 2021, salah satu tahun terpanas di dunia, Kanada mencatat suhu 49,6°C yang mengejutkan, menandai suhu nasional tertinggi ketiga di dunia selama periode ini. Pada musim panas yang sama, Italia melaporkan suhu 48,8°C di Syracuse, rekor Eropa yang kemudian dikonfirmasi oleh Organisasi Meteorologi Dunia.
Berdasarkan catatan Badan Pusat Statistik (BPS) pertumbuhan PDB hanya sebesar 2,12% pada kuartal I-2025, meski kontribusinya terhadap pertumbuhan PDB masih menjadi kedua terbesar setelah konsumsi rumah tangga, yakni sebesar 28,03%.
Bila dibanding kuartal I-2024, PMTB masih mampu tumbuh 3,78%, dan kuartal IV-2024 bahkan tumbuhnya 5,03%. Pada kuartal I-2023 PMTB juga tercatat rendah dengan tumbuhnya hanya 1,53%, meski pada kuartal I-2022 masih mampu tumbuh 4,08%.
Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti mengatakan, melambatnya PMTB pada awal tahun ini lebih dipicu oleh sikap hati-hati atau wait and see investor terhadap kondisi global yang tengah diwarnai tekanan ekonomi akibat perang dagang.
“Ini tentunya PMTB relatif melambat karena investor kemungkinan masih wait and see dengan perkembangan ekonomi global,” kata Amalia saat konferensi pers di Kantor Pusat BPS, Jakarta, Senin (5/5/2025).
Meski begitu, Amalia mengingatkan, berdasarkan polanya, laju PMTB selalu lemah pada awal tahun dibandingkan kuartal-kuartal setelahnya.
“Biasanya memang awal tahun juga relatif tidak terlalu tinggi dibanding kuartal kuartal berikutnya,” ucap Amalia.
Berdasarkan komponennya, laju pertumbuhan PMTB pada kuartal I-2025 masih ditopang oleh kencangnya investasi mesin dan perlengkapan yang melaju 7,95%.
Lalu, produk kekayaan intelektual tumbuh 6,20%, dan sisanya di bawah 2%, yakni investasi bangunan 1,35%, dan kendaraan 1,73%. Investasi peralatan lainnya bahkan terkontraksi 0,29%, serta investasi sumber daya hayati yang dibudidayakan atau Cultivated Biological Resources (CBR) minus 1,78%.
“Bangunan ini relatif melambat 1,35% kemudian beberapa komponen PMA-PMDN yang masuk ke dalam komponen PMTB antara lain adalah bangunan gedung mesin dan peralatan serta barang modal lainnya. Sedangkan kalau pembelian atau pematangan tanah itu tidak masuk PMTB sesuai kaidah dari standar internasional,” tegasnya.
Sementara harga buyback (harga yang digunakan ketika menjual emas kembali) berada di posisi Rp1.751.000 per gram atau turun Rp10.000.
Harga emas Antam mengikuti harga emas dunia yang sedang mengalami koreksi.
Merujuk data Refinitiv, pada penutupan perdagangan kemarin Jumat (02/05/2025), harga emas terdepresiasi 0,21% di angka US$3.240/troy ons.
Tergelincirnya harga emas dunia terjadi karena tanda-tanda meredanya ketegangan perdagangan dan laporan pekerjaan AS yang kuat mendorong investor menjauh dari logam mulia yang menjadi aset safe haven.
Harga emas terpuruk minggu ini terutama karena membaiknya sentimen pasar seputar perundingan perdagangan global. Pada hari Kamis, Presiden AS Donald Trump mengatakan kesepakatan perdagangan dengan India, Jepang, Korea Selatan, dan bahkan China sedang dibahas. Ia menyebutkan “ada peluang yang sangat bagus” untuk mencapai kesepakatan dengan Beijing.
Kementerian PPN/Bappenas menjelaskan keikutsertaan Indonesia di World Expo 2025 Osaka tidak hanya memperkuat nation branding dan citra budaya Indonesia di mata dunia, tetapi juga menunjukkan bahwa pembangunan nasional dapat berjalan selaras dengan pelestarian warisan budaya.
Tak hanya itu, momentum ini menjadi wujud nyata Kementerian PPN/Bappenas memberikan wadah bagi para seniman untuk tampil di panggung internasional.
Dalam Paviliun Indonesia, Sanggar Djiantika dari Kalimantan Timur menampilkan kekayaan budaya Indonesia. Dua tarian khas Tari Enggang dan Gong Kalimantan Timur, pada Kamis (1/5/2025).
Melansir keterangan resminya, Kepala UPTD Taman Budaya Kalimantan Timur Novarita menyebut partisipasi ini bukan sekadar pertunjukan seni, melainkan upaya memperkuat identitas bangsa.
Ia menjelaskan, menari di ajang seperti World Expo 2025 Osaka ini bukan sekadar tampil di panggung internasional. Namun juga membawa nama Indonesia, bukan hanya dalam bentuk hiburan, tapi dalam bentuk warisan budaya yang hidup.
“Ketika kami menari Tari Enggang atau Gong Kalimantan Timur, kami tidak hanya menampilkan gerak, tapi menyampaikan cerita, semangat, dan filosofi yang sudah diwariskan turun-temurun,” jelas Novarita dalam keterangan resminya dikutip Jumat (2/5/2025).
Pelestarian budaya melalui seni tari menjadi salah satu cara efektif menjaga keberlanjutan identitas bangsa di tengah arus globalisasi.
Sejalan dengan tema besar yang diusung Paviliun Indonesia di World Expo 2025 Osaka, yaitu “Thriving in Harmony-Nature, Culture, Future”, Tari Enggang dan Gong menjadi simbol penghormatan bagi leluhur dan alam Kalimantan Timur dengan mengelaborasi semua elemen tarian dengan seni kontemporer.
Direktur Paviliun Indonesia Didik Darmanto menjelaskan Tari Enggang dan Gong merupakan representasi penting dari budaya Indonesia terutama masyarakat Dayak.
“Tarian Enggang dan Gong ini menyimpan sejarah panjang dan menjadi bagian penting dari ritual adat serta identitas masyarakat Dayak, Kalimantan Timur. Gerakannya yang anggun dan kuat merefleksikan keindahan alam dan nilai-nilai luhur yang hidup di masyarakatnya,” ujar Didik.
Jendela harus dibuka saat lepas landas dan pendaratan sesuai rekomendasi penelitian penerbangan selama puluhan tahun, investigasi kecelakaan, dan pedoman otoritas penerbangan internasional.
Melansir Times, salah satu alasan utama pramugari meminta penumpang untuk membuka penutup jendela adalah untuk memastikan visibilitas maksimum jika terjadi keadaan darurat.
Menurut Laporan Keselamatan Asosiasi Transportasi Udara Internasional (IATA) 2025, selama lepas landas dan mendarat terdapat dua fase di mana 90% kecelakaan pesawat terjadi, dan anggota kru harus dapat menilai kondisi eksternal dengan cepat.
Berikut alasan mengapa jendela harus dibuka:
1. Penyesuaian dengan cahaya alami
Alasan penutup jendela harus dibuka saat lepas landas dan mendarat adalah untuk membantu mata penumpang dan awak pesawat menyesuaikan diri dengan kondisi cahaya luar. Baik saat siang hari atau malam hari yang gelap, beradaptasi dengan cepat terhadap lingkungan sekitar dapat menjadi hal yang penting.
Penyesuaian cepat ini meningkatkan kewaspadaan situasional, meningkatkan mobilitas, dan mengurangi disorientasi penting dalam keadaan darurat. Badan Keselamatan Penerbangan Uni Eropa (EASA) menekankan dalam pengarahan keselamatan penumpang tahun 2025 bahwa adaptasi visual dapat menghemat detik-detik penting selama evakuasi.
2. Kesadaran situasional awak kabin
Pramugari bertanggung jawab untuk menjaga kewaspadaan selama penerbangan, terutama selama fase kritis seperti lepas landas dan mendarat.
Penutup jendela yang terbuka juga memungkinkan untuk:
– Kenali kejadian yang tidak biasa di luar pesawat, seperti asap, kebocoran bahan bakar, atau kerusakan struktural.
– Amati jika terjadi kebakaran mesin atau masalah mekanis lainnya.
– Pantau kondisi landasan pacu dan cuaca eksternal, serta lengkapi informasi kokpit.
Dalam kejadian langka di mana komunikasi antara kokpit dan awak kabin terganggu, kemampuan pramugari untuk menilai situasi secara visual menjadi lebih penting.
Tirai yang terbuka berfungsi sebagai mata tambahan untuk melihat situasi, memberikan peringatan dini akan masalah yang mungkin memerlukan tindakan segera.
Keselamatan dan aturan penerbangan global
Membiarkan penutup jendela terbuka bukan sekadar anjuran, melainkan bagian dari protokol keselamatan penerbangan internasional yang diamanatkan atau sangat direkomendasikan oleh otoritas regulasi, termasuk, Federal Aviation Administration (FAA), International Civil Aviation Organization (ICAO), European Union Aviation Safety Agency (EASA) dan Civil Aviation Administration of China (CAAC).
Meskipun tidak semua negara memberlakukan aturan ini secara identik, sebagian besar maskapai penerbangan besar, terutama yang tersertifikasi berdasarkan standar Audit Keselamatan Operasional (IOSA) IATA yang diperbarui pada tahun 2025, mewajibkan penutup jendela terbuka selama fase penerbangan kritis ini.