PT Freeport Indonesia (PTFI) memperkirakan fasilitas pemurnian dan pemrosesan (smelter) tembaga terbarunya di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Java Integrated Industrial and Ports Estate (JIIPE), Gresik, Jawa Timur, akan beroperasi penuh pada pertengahan 2025 mendatang.
Target operasional smelter tembaga tersebut menjadi mundur dari rencana awal bisa beroperasi penuh pada akhir tahun ini.
Seperti diketahui, telah terjadi insiden kebakaran pada unit fasilitas gas di smelter PTFI di JIIPE, Gresik, pada Senin, 14 Oktober 2024 lalu.
Presiden Direktur PTFI Tony Wenas mengungkapkan, pihaknya memperhitungkan bahwa dibutuhkan waktu hingga 6 bulan hingga smelter tembaga yang digadang-gadang merupakan smelter tembaga satu jalur terbesar di dunia tersebut bisa melakukan operasi dengan kapasitas penuh.
“Ini kita lagi menghitung, tapi mungkin diperkirakan mungkin sekitar 6 bulan lah. Mudah-mudahan (pertengahan 2025). Ini yang lagi kita hitung terus,” ucapnya saat ditemui di sela acara Indonesia Mining Summit 2024, Jakarta, dikutip Kamis (5/12/2024)
Sebagai imbas dari insiden kebakaran ini, Tony juga mengatakan bahwa pihaknya mengajukan tambahan waktu dan kuota ekspor konsentrat tembaga pada 2025 mendatang, lebih panjang dari masa ekspor yang seharusnya berakhir pada Desember 2024 ini.
Sejatinya, memang Pemerintah Indonesia telah memberikan relaksasi ekspor konsentrat tembaga hingga 31 Desember 2024 dari sebelumnya hanya diizinkan hingga 31 Mei 2024. PTFI sendiri, mengantongi izin ekspor konsentrat tembaga sebesar 840 ribu Wet Metric Ton (WMT) hingga akhir 2024 ini.
“Kalau yang tahun 2025-nya, ya karena kita kan smelternya terjadi kecelakaan kebakaran, sehingga memang harus berhenti dulu dan kita harus perbaiki dulu itu,” katanya.
Dia mengatakan, pihaknya meminta kepada pemerintah untuk memberikan relaksasi ekspor, setidaknya hingga smelter tembaga milik PTFI sudah bisa beroperasi secara penuh.
“Sehingga memang diperlukan fleksibilitas untuk bisa ekspor (konsentrat tembaga) di tahun 2025 sampai dengan smelter itu beroperasi kembali,” tambahnya.
Selain itu, Tony juga mengungkapkan bahwa pihaknya juga mengajukan tambahan kuota ekspor konsentrat tembaga hingga akhir tahun 2024 ini. Sayangnya, Tony tidak menyebutkan secara detail berapa tambahan kuota ekspor konsentrat tembaga yang diajukan perusahaan hingga akhir tahun 2024.
“Lagi kita diskusikan dengan pemerintah tambahan kuota, bukan relaksasi lah, kita mengajukan tambahan kuota ekspor untuk tahun ini,” katanya.
Dengan begitu, dia mengungkapkan pihaknya saat ini masih terus melakukan diskusi dengan pemerintah perihal kebijakan terbaik yang mungkin bisa diambil.