Eksklusivitas ekosistem Apple pelan-pelan diruntuhkan oleh aturan Uni Eropa. Setelah menyerah dengan port lightning dan menggantinya dengan port USB-C seperti HP Android, kini Apple juga diminta untuk membuka sistem AirDrop ke berbagai perangkat.
AirDrop merupakan fitur yang memungkinkan sesama pengguna perangkat Apple (iPhone, iPad, MacBook), untuk saling membagi file tanpa bergantung dengan koneksi internet atau kabel.
Regulator Uni Eropa meminta agar fitur tersebut diperluas penggunaannya ke platform lain, termasuk Android, dikutip dari Mashable, Senin (23/12/2024).
Permintaan Uni Eropa ini sejalan dengan ambisi kawasan tersebut untuk meningkatkan interoperabilitas antar raksasa teknologi seperti Apple, Microsoft, dan Google.
Konsumen diharapkan bisa mendapat manfaat dengan fleksibilitas interaksi antar-perangkat dengan berbagai merek yang ada di pasaran. Dengan begitu, tak ada lagi diskriminasi dari perangkat satu ke perangkat lain.
Jika Apple mengikuti rekam jejak sebelumnya dengan USB-C, maka di masa depan AirDrop akan turut mendukung perangkat lain yang berjalan pada sistem operasi Android dan Windows. Hal ini akan meruntuhkan branding Apple yang selama ini dikenal dengan eksklusivitas ekosistemnya.
Uni Eropa telah merilis draf proposal untuk perubahan tersebut. Keputusan akhirnya diperkirakan pada 2025 mendatang.
Selama ini, Apple menjaga eksklusivitas ekosistemnya dengan dalih menjaga keamanan privasi pengguna. Apple memposisikan dirinya sebagai ‘penjaga’ data personal pengguna.
Apple bisa saja menolak permintaan Uni Eropa dengan alasan serupa. Terlebih, Android dan Windows yang selama ini dikenal sebagai platform terbuka (open source) bisa mendatangkan bahaya bagi pengguna iPhone.
Kendati demikian, Uni Eropa sepertinya sudah bulat untuk membuka AirDrop lebih terbuka bagi perangkat lain. Uni Eropa mengatakan AirDrop yang terbuka akan memberikan peluang yang lebih besar dari akses konektivitas antar-perangkat.