Banyak Orang Takut PHK Massal Gara-garai AI, Bos BUMN Bilang Begini

Chairman of Fordigi BUMN, Fajrin Rasyid menyampaikan pemaparan dalam acara dalam acara Tech & Telco Summit 2025 di Jakarta, Jumat (21/2/2025).  (CNBC Indonesia/Faisal Rahman)
Foto: Chairman of Fordigi BUMN, Fajrin Rasyid menyampaikan pemaparan dalam acara dalam acara Tech & Telco Summit 2025 di Jakarta, Jumat (21/2/2025). (CNBC Indonesia/Faisal Rahman)

Seiring kemunculan kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) yang masif, muncul ketakutan bahwa pekerja manusia akan digantikan dengan robot.

Menanggapi kekhawatiran ini, Chairman Fordigi BUMN Fajrin Rasyid menyebut, dalam jangka menengah pekerjaan yang hilang itu akan lebih sedikit, dibandingkan dengan pekerjaan yang muncul.

Hal ini ia sampaikan melihat banyak pekerjaan-pekerjaan baru yang sebelumnya belum terdefinisikan atau belum terbayangkan sebelumnya, sekarang mulai ada begitu setelah teknologi AI.

“Jadi ini tidak hanya teknologi AI saja, di hampir semua jenis teknologi ataupun trend terkait dengan industri juga sama,” kata Fajrin dalam acara CNBC Indonesia Tech & Telco Summit 2025, Jumat (21/2/2025).

“Sebagai contoh, beberapa pekerjaan baru terkait data engineer, kemudian data modeler, prompt engineer dan lain sebagainya,” imbuhnya.

Tapi di satu sisi, ada pekerjaan-pekerjaan yang secara jumlah bisa tergusur atau menurun polanya. Seperti yang terkait dengan customer service atau pekerjaan-pekerjaan lain yang bisa diotomatisasi.

“Ada quote yang saya suka juga dalam bahwa yang akan lebih banyak terjadi adalah manusia yang bisa menggunakan AI akan menggantikan manusia yang tidak menggunakan AI, di hampir semua bidang tidak hanya terkait dengan pekerjaan teknologi saja, sekretaris, pekerjaan ofis, administrasi dan lain sebagainya itu akan lebih efisien ketika si pekerja tadi menggunakan teknologi AI,” kata dia.

Kemudian, para pekerja perlu melakukan upskilling dan reskilling agar siap dengan tren yang terjadi ke depannya.

“Kami memang challenge-nya adalah mendefinisikan bagaimana pekerjaan-pekerjaan yang perlu dilakukan upskilling dan pekerjaan-pekerjaan yang perlu dilakukan reskilling tadi,” kata Fajrin.

“Dan ini yang kami lakukan melalui kegiatan survey workshop dan lain sebagainya untuk kemudian dilanjutkan dengan kegiatan training dan lain sebagainya kepada para karyawan,” imbuhnya.

Menurut Fajrin, ada pekerjaan yang lebih baik dilakukan dengan AI, tetapi ada pekerjaan yang membutuhkan interaksi dengan manusia, yang justru ke depan akan makin dibutuhkan.

Dalam kesempatan yang sama, Head of Enterprise Data Management and Analytics PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Ajutorius Pinem mengatakan, ke depan pekerjaan low complex, apalagi yang repetitive akan tergantikan AI. Tapi akan muncul pekerjaan baru yang membutuhkan manusia.

Di BRI, pekerjaan repetitif misalnya customer service atau call center agent, perlahan dialihkan menggunakan AI yang diberi nama Sabrina, dengan tugas yang kurang lebih sama dengan call centre agent.

“Impact signifikan untuk perbankan Traffic Call Centre 40% lewat channel chatboard karena customer merasa lebih mudah karena bisa kapan saja,” kata Ajutorius.

Pengunaan AI, kata dia, dapat menghemat sekitar Rp57M per tahun. Ia menilai penggunaan AI ini memiliki dampak atau potensi yang lebih besar dengan investasi yang lebih kecil

“Jadi cukup besar dan potensi lebih besar, investasi lebih kecil. Proyek akan dijalankan oleh BRI jika benefit lebih besar dari cost,” tuturnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*