Tak Banyak Negara Jual BBM RON Rendah, RI & Australia Termasuk

Suasana antrian pengemudi motor untuk mengisi BBM di SPBU Pertamina Kawasan Kuningan, Jakarta, Rabu, (30/3/2022). (CNBC Indoneia/ Muhammad Sabki)
Foto: Ilustrasi SPBU (CNBC Indonesia/ Muhammad Sabki)

Indonesia bukanlah satu-satunya negara yang masih menggunakan minyak dengan kualitas Research Octane Number (RON) di bawah 92. Hanya ada segelintir negara yang masih menggunakan BBM RON rendah karena secara umum mayoritas negara di dunia mulai dan sudah beralih ke BBM dengan RON yang lebih tinggi.

Isu yang saat ini sedang muncul ke publik yakni soal PT Pertamina (Persero) dan produk Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis Pertamax (RON 92) yang dijual ke masyarakat yang dinilai tak sesuai standar.

Dengan sigap, Vice President Corporate Communication Pertamina Fadjar Djoko Santoso mengatakan kualitas BBM jenis Pertamax yang dijual ke masyarakat sudah sesuai spek yang telah ditentukan Direktorat Jenderal Minyak & Gas Bumi (Ditjen Migas).

“RON 92 ya Pertamax RON 90 itu ya Pertalite. Ini kan muncul narasi oplosan itu juga tidak sesuai dengan apa yang disampaikan kejaksaan,” kata Fadjar ditemui di Gedung DPD RI, dikutip Rabu (26/2/2025).

Fadjar pun lantas menjelaskan perbedaan antara oplosan dan blending. Di mana, oplosan adalah istilah pencampuran yang tidak sesuai dengan aturan sedangkan blending merupakan praktik umum (common practice) dalam proses produksi bahan bakar.

Tidak hanya Fadjar, Pelaksana Tugas Harian (PTH) Direktur Utama Pertamina Patra Niaga, Mars Ega Legowo Putra memastikan bahwa Bahan Bakar Minyak (BBM), jenis Pertamax RON 92 yang dijual ke masyarakat sudah sesuai spesifikasi.

Hal tersebut sekaligus membantah isu yang beredar bahwa BBM pertamax yang dijual perusahaan merupakan BBM oplosan.

Ia mengakui bahwa Pertamax RON 92 dilakukan penambahan aditif dan pewarna melalui proses injeksi blending. Adapun, proses injeksi blending bertujuan untuk meningkatkan performa produk.

“Yang ada adalah fasilitas penambahan aditif dan pewarna. Nah ini menjadi salah satu hal yang ingin kami konfirmasi,” kata Ega.

Selain itu, penambahan aditif untuk Pertamax dilakukan untuk mencegah terjadinya korosi dan karat. Dengan begitu, mesin kendaraan menjadi lebih bersih.

Lebih lanjut, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia membeberkan bahwa kualitas bahan bakar minyak (BBM) yang dijual oleh PT Pertamina (Persero) sudah sesuai dengan standar dan spesifikasi yang telah ditetapkan.

Banyak Negara Pakai RON di Bawah 92

Pertamina punya beberapa produk BBM dengan variasi RON yang berbeda-beda, mulai dari Pertalite, Pertamax, Pertamax Green, dan Pertamax Turbo.

Di Indonesia sendiri pada 2024, PT Pertamina Patra Niaga mencatat capaian konsumsi Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis subsidi seperti Pertalite mencapai sebesar 29.700.081 Kilo Liter (KL) dari kuota yang ditetapkan tahun 2024 mencapai 31.604.602 KL.

Sementara di tahun sebelumnya yakni 2023, realisasi penyaluran BBM Pertalite tercatat mencapai 30 juta KL atau lebih rendah dari kuota yang ditetapkan 2023 sebesar 32,56 juta KL atau sebesar 92,24% dari kuota yang ditetapkan untuk tahun 2023.

Besarnya konsumsi Pertalite ini juga dibuktikan dengan besarnya impor BBM RON 92 yang terus menanjak dari tahun ke tahun.

Per 2022 dan 2023, impor BBM RON 90 melampaui RON 92 dengan masing-masing sebesar 13,7 juta dan 16,1 juta Kiloliter (KL). Angka ini jauh lebih tinggi dibandingkan impor RON 92 yang dalam periode yang sama hanya sebesar 6,4 juta dan 4,6 juta KL.

Jika ditelusuri lebih jauh, pada dasarnya Indonesia bukanlah satu-satunya negara yang masih menggunakan BBM dengan RON di bawah 92. Namun negara-negara seperti Mesir, Uzbekistan, hingga negara tetangga layaknya Filipina dan Thailand pun masih menjual BBM di bawah RON 92.

Mesir menjadi salah satu negara di dunia dengan perekonomian terbesar di Afrika Utara yang masih menjual BBM dengan RON yang tergolong rendah yakni hanya 80.

Subsidi BBM masih diterapkan di Mesir untuk menjaga harga bahan bakar tetap terjangkau bagi masyarakat. Pemerintah mengalokasikan anggaran besar untuk subsidi ini agar harga BBM tetap rendah bagi penduduk yang berpenghasilan rendah.

Daya beli masyarakat di Mesir cenderung lebih rendah dibandingkan negara-negara maju, sehingga pemerintah mempertahankan opsi BBM yang lebih murah seperti RON 80.

Selain alasan daya beli yang rendah, dari sisi infrastruktur dan teknologi kendaraan pun, masih banyak kendaraan di Mesir, terutama kendaraan tua dan angkutan umum, masih bisa menggunakan BBM RON 80 tanpa masalah berarti.

Kendaraan lama dengan mesin berkompresi rendah tidak membutuhkan BBM dengan RON tinggi, sehingga permintaan untuk RON 80 masih tinggi.

Begitu pula untuk negara tetangga layaknya Thailand dan Filipina yang masih menjual BBM RON 91.

Kedua negara tersebut masih menjual BBM RON 91 karena beberapa faktor utama yang berkaitan dengan standar regulasi, kebutuhan kendaraan, dan keseimbangan harga serta kualitas bahan bakar.

Kebijakan ini juga disesuaikan dengan kebutuhan kendaraan modern dan standar regulasi yang lebih ketat dibandingkan negara-negara yang masih menggunakan BBM dengan RON lebih rendah seperti RON 80 atau 87.

Untuk negara sekelas Australia yang merupakan negara maju pun ternyata masih menjual BBM dengan RON 91.

Di Australia, RON 91 dianggap sebagai BBM “reguler” dan tersedia luas di seluruh negeri. Selain itu, terdapat juga BBM “premium” dengan RON 95 dan BBM dengan RON 98 yang juga umum dijual.

Standard Unleaded Petrol (91) dapat ditemukan di hampir setiap stasiun pengisian bahan bakar yang Anda datangi, banyak mobil tua berjalan dengan baik pada 91 biasa, sementara beberapa kendaraan modern dapat beroperasi pada 91 pada tingkat kinerja yang lebih rendah.

Di Australia, bahan bakar 91 memiliki peraturan yang jauh lebih longgar terkait dengan bahan kimia tertentu, termasuk belerang, yang dapat merusak komponen pengontrol emisi yang sensitif pada kendaraan yang lebih modern, inilah mengapa 95 adalah bahan bakar minimum yang direkomendasikan untuk banyak mobil.

Satu hal yang bisa diperhatikan adalah di Australia sendiri, penggunaan RON 91 masih sering ditemukan karena Australia belum mengalami tekanan besar untuk menghapus BBM beroktan rendah karena alasan lingkungan dan efisiensi mesin meskipun ada dorongan untuk menggunakan bahan bakar lebih bersih, seperti bensin tanpa timbal dengan RON lebih tinggi atau kendaraan listrik, transisi ini masih berlangsung secara bertahap.

Tren Angka Oktan Global

Tren global dalam angka oktan bensin menunjukkan pergeseran ke bahan bakar dengan oktan lebih tinggi. Hal ini didorong oleh regulasi lingkungan yang semakin ketat, perkembangan teknologi mesin, serta upaya meningkatkan efisiensi bahan bakar dan mengurangi emisi. Banyak negara mulai menghapus bahan bakar dengan oktan rendah (di bawah RON 91) dan menggantinya dengan RON 95 atau lebih tinggi. Mesin modern dengan rasio kompresi tinggi membutuhkan bahan bakar beroktan lebih tinggi untuk meningkatkan efisiensi dan mengurangi polusi.

Berikut adalah tren utama di berbagai wilayah dunia:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*