
Direktur Utama Perum Bulog Novi Helmy Prasetya mengancam pegawai dan pejabat Bulog yang melakukan Tindakan yang bisa membuat harga kebutuhan pokok jadi melambung. Ia dengan tegas bakal melakukan Tindakan pemecatan untuk oknum tersebut.
“Saya sampaikan jika ada oknum Bulog yang nakal saya selaku Dirut Bulog ngga akan segan-segan, tolong disampaikan siapa orangnya supaya gak jadi fitnah, saya akan telusuri, kita nggak akan aling-aling, yang seperti ini ngga boleh dipelihara,” katanya dalam rapat kerja dengan Komisi VI DPR RI, Senin (3/3/2025).
Ancaman itu demi menghindari melonjaknya harga bahan pangan pokok ketika memasuki Ramadan dan Idulfitri. Salah satu komoditas yang paling banyak dikuasai Bulog yakni beras harganya memang belum naik signifikan, berdasarkan data BPS juga inflasinya hanya 0,01%, namun perlu diantisipasi harganya perlahan melambung.
“Bulog bertekad untuk dapat mengendalikan harga sesuai dengan penugasan pemerintah,” ungkap Helmy.
Secara total, stok beras Bulog terdiri atas 1.901.024 ton beras medium atau PSO penugasan dan 50.951 ton beras premium komersial. Stok tersebut tersebar di seluruh wilayah Indonesia yang terdiri di 26 kantor wilayah dan 477 komplek pergudangan di seluruh Indoensia.
“Dalam menghadapi Hari Besar Keagamaan Nasional, yaitu bulan Puasa Ramadhan dan Hari Raya Idul Fitri, maka Bulog menguasai stok komoditas pangan penugasan, yaitu beras sejumlah 1.951.975 ton per tanggal 27 Februari 2025,” sebut Helmy.
Tidak ketinggalan, Bulog juga menyiapkan program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) Bulog menyiapkan sebanyak 150 ribu ton beras selama periode penugasan dimulai sejak tanggal 24 Februari 2025 hingga 29 Maret 2025.