Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) tercatat defisit sebesar Rp401,8 triliun atau 1,81% dari Produk Domestik Bruto (PDB) per November 2024. Defisit ditambal dengan utang sebesar Rp428,8 triliun.
“Pembiayaan anggaran realisasinya hingga 30 November 2024 mencapai Rp428,8 triliun atau sekitar 82% dari total anggaran APBN,” kata Wakil Menteri Keuangan Thomas Djiwandono dalam konferensi pers APBN Kita, Rabu (11/12/2024)
Thomas memastikan pembiayaan terjaga pada level yang terkendali dengan pengelolaan yang hati-hati dan kredibel serta dijaga dalam batas risiko yang aman.
Pembiayaan terdiri dari penerbitan Surat Berharga Negara (SBN) Rp437,2 triliun dan pinjaman Rp46,4 triliun.
“Berbagai langkah pengendalian pembiayaan tetap untuk jaga kesinambungan APBN ini. Pemerintah tetap hati-hati untuk pembiayaan dengan tetap pertimbangkan outlook defisit kondisi, likuiditas pemerintah dan perkembangan pasar keuangan,” jelasnya.