
Wakil Bupati Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, Aris Suharyanta mengatakan bahwa Merti Dusun, yaitu tradisi sebagai bentuk rasa syukur terhadap jasa-jasa leluhur yang digelar masyarakat pedukuhan mampu mengajarkan semangat kebersamaan dan gotong royong.
“Saya yakin dengan semangat persatuan kebersamaan dan gotong royong, dusun akan semakin maju, mandiri dan berdaya saing sekaligus tetap menjaga jati diri warga masyarakat,” kata Wabup Aris saat menghadiri Merti Dusun Pringwedanan, di Bantul, Minggu.
Oleh karena itu, katanya, pemda menekankan pentingnya menjadikan tradisi Merti Dusun sebagai landasan untuk meneguhkan komitmen dan meneruskan langkah bersama guna menuju masa depan yang lebih baik.
“Inilah landasan yang harus kita pegang bersama, dengan menjaga budaya dan menumbuhkan harmoni dalam kebersamaan,” katanya.
Pihaknya juga berharap tradisi merti dusun yang menjadi agenda rutin tahunan di masyarakat wilayah pedukuhan dapat diwariskan kepada generasi muda.
“Sebab, tradisi ini mengajarkan keberagaman adalah kekuatan dan kebersamaan adalah kunci mencapai tujuan. Hal ini perlu dilakukan sebagai upaya untuk membina karakter generasi muda yang kuat,” katanya.
Pemerintah daerah juga menilai, semangat merti dusun tersebut sejalan dengan filosofi Bantul Bumi Satriya, yang berupaya mengajak warga Kabupaten Bantul kembali merefleksikan nilai dari sifat-sifat satria.
Oleh karena itu, Wabup juga mengajak warga untuk bangga dan meneladani sifat satria dari leluhur mereka yang menjunjung tinggi budi pekerti luhur, berani membela kebenaran, dan peduli terhadap sesama.
Lebih lanjut dia juga mengatakan dengan pelestarian budaya seperti merti dusun, Dusun Pringwedanan terus menunjukkan eksistensinya sebagai komunitas yang berdaya, mandiri, dan menjunjung tinggi warisan leluhur.
“Tradisi ini tidak hanya menjadi ajang seremonial tahunan, tetapi juga menjadi sarana penguatan identitas, solidaritas sosial, dan cita-cita menuju masyarakat yang harmonis dan sejahtera,” katanya.
Merti Dusun di Dusun Pringwedanan tersebut diramaikan kirab budaya yang diikuti berbagai unsur masyarakat. Mereka menampilkan gunungan hasil bumi, andong, kesenian kerawitan, bregada prajurit, hingga drumband dari anak anak TK.