
Penangkapan Simpatisan PKI/ist
Setelah Gerakan 30 September Partai Komunis Indonesia (G30S PKI), Kolonel Sarwo Edhie Wibowo langsung memimpin pasukan Resimen Para Komando Angkatan Darat (RPKAD) memberantas PKI setelah gerakan yang dipimpin DN Aidit tersebut gagal.
Dilansir beragam sumber, Kamis (9/10/2025), sebelumnya, pada 1 Oktober 1965, PKI sempat menguasai Radio Republik Indonesia (RRI) untuk kemudian menyiarkan fitnah. Kabar soal gerakan mereka pun menyebar ke berbagai kota di luar Jakarta.
Seperti yang terjadi di Bandung. Meski ada siaran dari gerombolan Tjakrabirawa pimpinan Untung Syamsuri, Kota Bandung tak terjadi chaos.
Pangdam Siliwangi kala itu, Mayjen Ibrahim Adjie, mengkhawatirkan keselamatan Presiden Soekarno.
Terlebih, Pangkostrad Mayjen Soeharto sudah mengambil jalan berseberangan dengan Soekarno, seperti ketika melarang Kolonel KKO Bambang Widjanarko yang hendak menjemput Mayjen Pranoto Reksosamudro, Asisten Personalia Menpangad Letjen Ahmad Yani.
Ibrahim Adjie yang tahu duduk permasalahannya ini, bahkan sudah menyiapkan pasukan bersiaga di pinggiran Jakarta.
Kondisi lebih mencekam terasa di luar Jakarta dan Jawa Barat. Seperti di Jawa Tengah dan Yogyakarta, hingga ke sejumlah wilayah di Jawa Timur.
TNI pada saat itu juga membentuk Komando Operasi Merapi. Operasi ini langsung di bawah Kolonel Sarwo Edhie. Mereka berhasil menumpas perwira pro PKI, seperti Kolonel Sahirman, Maryono dan Kapten Sukarno
Sementara suasana di Jatim juga tak kalah mencekam dan tegang. Seperti yang terjadi di daerah Malang Selatan, Tumpang, Kediri, Mojokerto, Jombang, serta Surabaya.