Rupiah Melemah Terhadap Yuan, Lihat Tembok China Makin Mahal

Tembok besar China ramai wisatawan ditengah pandemi. AP/

Nilai tukar Yuan China terhadap dolar Amerika Serikat (AS) terus melemah, membuat perjalanan wisata ke sana semakin murah. Namun, bagi turis Indonesia tampaknya pelemahan Yuan tidak berpengaruh sebab rupiah semakin melemah terhadap Yuan.

Dilansir dari Refinitiv, pada perdagangan Jumat (10/1/2025) nilai tukar yuan China terhadap dolar AS merosot ke angka CNY7,3326/US$. Posisi ini merupakan yang terendah dalam 13 bulan terakhir atau sejak November 2023.

Namun. dilansir dari Refinitiv, pada perdagangan Jumat (10/1/2025) nilai tukar rupiah terhadap yuan tercatat Rp2.205/yuan.

Dengan kurs saat ini, setiap Rp10 juta yang ditukarkan hanya setara dengan sekitar yuan 4.530. Kenaikan kurs rupiah terhadap yuan membuat liburan di China semakin mahal. 

Meskipun demikian, liburan di China masih cukup bersahabat dengan kantong.

Mengutip laman Top China Travel, agen perjalanan liburan ke China, untuk paket berlibur enam hari ke Beijing-Xian harga dimulai dari sekitar US$749 per orang atau CNY5.492 per orang. Jika dirupiahkan, paket perjalanan tersebut mencapai sekitar Rp12,2 juta per orang.

Biaya tersebut sudah cukup lengkap karena termasuk tiket transportasi lokal (kelas ekonomi), penginapan, layanan pemandu wisata, biaya masuk objek wisata, makan, jingga pajak dan biaya layanan.

Adapun tempat wisata yang dikunjungi seperti Tembok China, Forbidden City, Temple of Heaven, hingga Terracotta Warriors.

Wisata ke China yang semakin mahal karena rupiah yang juga tertekan oleh dolar Amerika Serikat bahkan menyentuh Rp16.000/US$ lebih. Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo ungkap penyebab kondisi rupiah yang mengalami pelemahan rupiah.

Menurutnya, hal itu disebabkan atas kondisi ketidakpastian global yang semakin tinggi.

“Pelemahan nilai tukar rupiah tersebut dipengaruhi oleh makin tingginya ketidakpastian global terutama terkait dengan arah kebijakan AS,” kata Perry dalam rilis hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI, Rabu (19/12/2024).

Ketidakpastian global utamanya terkait arah kebijakan AS, ruang penurunan FFR yang lebih rendah, penguatan mata uang dolar AS secara luas serta risiko geopolitik yang akibatkan berlanjutnya preferensi investor gloal untuk pindahkan alokasi portofolio ke AS.

Meski demikian Perry melihat pelemahan rupiah masih dalam batas terkendali. Dibandingkan negara setara, rupiah masih lebih baik terutama terhadap dolar Taiwan, peso Filipina dan won Korea Selatan.

“Ke depan rupiah diperkirakan akan stabil didukung komitmen BI menjaga stabilitas rupiah imbal hasil yang menarik inflasi yang rendah dan prospek pertumbuhan ekonomi Indonesia yang tetap baik,” tegas Perry

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*